Home »
Unlabelled »
Yang Wajib Itu Mendirikan Gugus Depan
Implementasi Kurikulum 2013:
Yang Wajib itu
Mendirikan Gugusdepan
Jakarta – Para pengurus kwartir (andalan
tingkat nasional, daerah, cabang dan ranting) bertekad terus
mendarmabaktikan dirinya untuk kemajuan Gerakan Pramuka. Tekad itu
diucapkan dalam acara Ulang Janji yang diadakan di jajaran kwartir
daerah dan cabang di Tanah Air pada Selasa (13/08/2013) petang lalu.
Acara sakral ini selalu dilakukan satu hari sebelum peringatan Hari
Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang jatuh setiap 14 Agustus
“Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma,” demikian Trisatya yang
diucapkan para pembina, pelatih dan andalan di seluruh Indonesia saat
Ulang Janji.
Satu pekan sebelumnya, ribuan pramuka penggalang,
penegak dan pembina di daerah-daerah membantu petugas selama arus mudik
Lebaran 2013. Mereka membantu warga lanjut usia dan anak-anak naik ke
kereta api, bus dan kapal. Ada pula yang menjadi asisten tim kesehatan
atau Dinas Perhubungan. Sementara itu, adik-adik Satuan Karya Pramuka
Bhayangkara dan Wirakartika membantu polisi mengatur lalu lintas.
Program Karya Bakti Lebaran ini sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu.
Puncak peringatan HUT Gerakan Pramuka yang ke-52 kali ini
berlangsung di lapangan Pusdiklatnas Cibubur, Jakarta Timur pada Rabu
(14/08/2013) petang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua
Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka menjadi Pembina Upacara.
Peserta upacara adalah pramuka penggalang dan penegak utusan Kwartir
Daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Termasuk di dalamnya 20
penggalang, Pasukan Pangeran Jayakarta, Kemayoran, Kwarcab Jakarta Pusat
dan 20 penggalang Pasukan Prabu Siliwangi, Kwarcab Depok. Adik-adik
usia 11-15 tahun itu adalah anak jalanan yang aktivitas sehari-harinya
di Kemayoran dan Depok. Sejak empat tahun lalu, Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka mendampingi dua pasukan anak jalanan itu dalam program Ticket
to Life (TTL). Program ini diinisiasi oleh Asia Pacific Region (APR)
World Organization of the Scout Movement.
Latihan pramuka
Pasukan Pangeran Jayakarta diadakan di SDN Kebon Kosong 10, Kemayoran,
Jakarta Pusat setiap Ahad. Jumlah anggota saat ini ada 16 penggalang
putera dan 16 penggalang puteri. Sementara latihan Pasukan Prabu
Siliwangi diadakan di SMP Negeri 3 Terbuka, Kwartir Ranting Sukmajaya,
Kota Depok dengan anggota berjumlah 35 penggalang.
Peserta
upacara HUT Gerakan Pramuka ke-52 lainnya adalah utusan Satuan Karya
(Saka) Bakti Husada, Wanabakti, Taruna Bumi, Bhayangkara, Dirgantara,
Bahari, Kencana, dan Wirakartika. Selain itu juga 100 pramuka
penggalang berkebutuhan khusus (tuna rungu) utusan Kwarda Jakarta.
Mereka juga akan memperagakan tarian Nusantara bersama rekan-rekan
lainnya.
Tema Hari Pramuka ke-52 kali ini adalah Wujudkan
Bangsa yang Berkarakter dan Bermartabat Melalui Gerakan Pramuka. Ketua
Kwarnas Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan pendidikan kepramukaan
sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda Indonesia dituntut untuk
dapat lebih berkontribusi secara nyata dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara. “Termasuk dalam menyelesaikan masalah kaum
muda,” ujar Kak Azrul.
Menurutnya, ada tiga milestone
keberhasilan Gerakan Pramuka dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir ini.
Pertama, pencanangan Program Revitalisasi Pramuka oleh Bapak Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006. Implikasi dari hal itu adalah
pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan, kurikulum baru, sistem
akreditasi Gudep, serta sertifikasi dan lisensi para Pembina.
Kedua, terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka. Aturan ini memperkuat legalitas Pramuka di Indonesia. Ketiga,
masuknya pendidikan kepramukaan ke dalam Kurikulum 2013 sebagai
ekstrakurikuler wajib. Khusus untuk milestone yang ketiga ini, Gerakan
Pramuka dapat memahami sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan
pendidikan kepramukaan sebagai mata pelajaran ekstrakurikulur wajib.
Permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda Indonesai pada saat ini
memang telah sangat mengkhawatirkan. Hanya saja disesuaikan dengan
kebiasaan yang berlaku secara internasional, kata Kak Azrul, Gerakan
Pramuka lebih menekankan tidak pada ketetapan wajibnya saja, melainkan
bagaimana secara bersungguh-sungguh menggalakkan pendidikan kepramukaan
di sekolah. Untuk ini seyogiyanyalah yang diwajibkan bukan mengikuiti
pendidikan kepramukaan disekolah, melainkan mendirikan Gugusdepan
Gerakan Pramuka di setiap sekolah.
“Sedangkan kehendak untuk
meningkatkan cakupan sehingga semua murid sekolah ikut dalam pendidikan
kepramukaan, kiranya dapat dicapai melalui dua hal,” kata Kak Azrul.
Pertama, mengupayakan pendidikan kepramukaan menarik bagi para siswa.
Untuk ini pelbagai faktor penarik (pull factors) harus dapat dilakukan,
antara lain menyediakan pembina yang andal, melengkapkan gugusdepan
dengan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan kepramukaan, serta
menyediakan dana operasional gugusdepan.
Kedua, mengupayakan
lingkungan sekolah mendorong perkembangan pendidikan kepramukaan. Untuk
ini pelbagai faktor pendorong (push factors) harus dapat dilakukan,
antrara lain memasukkan pelaksanaan pendidikan kepramukaan dalam
akreditasi sekolah, memasukkan aktivitas guru pada penilaian kinerja
tahunan, serta memperhitungkan keterlibatan murid dalam kegiatan
kepramukaan pada waktu menetapkan siswa teladan.
Rangkaian HUT
Gerakan Pramuka ke-52 akan diisi pula oleh acara Tabur Bunga di Tamam
Makam Pahlawan Kalibata, makam Jenderal Soeharto dan Ibu Tien Soerharto,
makam Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan di perairan Kepulauan Seribu.
Selain itu pada 9-14 September akan diadakan Karang Pamitran Nasional
yang diikuti 4.000 pembina pramuka utusan 400 kwartir cabang seluruh
Indonesia.
Sementara itu pada 3-5 Desember 2013 akan diadakan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pertemuan lima tahun sekali ini akan menetapkan Anggaran Dasar/Rumah
Tangga, menyusun Rencana Kerja 2013-2018 dan memilih Ketua Kwarnas
periode 2013-2018. Selain itu akan dibahas terbentuknya dua Satuan
Karya (Saka) baru, yakni Saka Kalpataru (kerja sama Kwarnas dengan
Kementrian Lingkungan Hidup) dan Saka Pariwisata (Kwarnas dengan
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Posting Komentar